Pada tanggal 16 October 2020, Jaringan Indonesia Inklusi mengadakan sebuah perayaan daring pertama setelah tahun-tahun sebelumnya selalu diadakan secara tatap muka. Penggunaan media daring dipilih mengingat kondisi pandemi yang membatasi ruang-ruang tatap muka terjadi. Perayaan ini mengusung semangat Perayaan 3 Tahun Linking and Learning di Indonesia. Proses Linking and Learning yang telah dilaksanakan selama 3 tahun di Indonesia ini menjadi dasar terbentuknya jaringan Indonesia Inklusi. Selain itu latar belakang organisasi-organisasi yang memiliki beragam isu dan kelompok dampingan juga menjadi semangat untuk sekaligus merayakan keberagaman dalam jaringan Indonesia Inklusi. Lebih dari 100 orang dari lebih dari 40 organisasi dalam jaringan bergabung dan saling berbagi pengalaman selama proses belajar bersama khususnya di tahun 2020 ini.
Pada perayaan ini, keseruan dan kegembiraan begitu terasa melalui berbagai kegiatan yang difasilitasi oleh Ani Himawati, yang juga merupakan bagian dari Indonesia Inklusi. Acara ini dimulai dengan menyepakati aturan acara bersama dengan semangat partisipatif agar semua dapat menikmati acara dengan maksimal. Lalu disusul berbagai cerita pengalaman mengikuti proses Linking and Learning di tingkat global dan nasional. Meskipun dilakukan secara daring, antusiasme peserta nampak begitu tinggi apalagi ketika ibu Naswirda dari PPSW Jakarta mengajak para peserta untuk melakukan aktivitas ice breaking Berbagi Cinta. Selain itu, kawan-kawan dalam jaringan juga diajak untuk menikmati karya dari organisasi-organisasi lain. Mulai dari penampilan musikalisasi puisi hingga produk makanan dan minuman. Di akhir acara kita juga mendengar berbagai refleksi dan harapan dari kawan-kawan untuk jaringan Indonesia Inklusi ke depannya.
Perjalanan Menuju Perayaan
Untuk mempersiapkan acara perayaan ini, EngageMedia, sebagai fasilitator proses Linking and Learning dari tahun 2017 hingga 2020, berusaha menggunakan pendekatan se partisipatoris mungkin dengan melibatkan organisasi dalam jaringan Indonesia Inklusi. Dari awal persiapan, kawan-kawan lintas organisasi diminta untuk memberikan testimoni secara virtual serta menyiapkan refleksi, cerita, dan pengalaman mereka selama mengikuti proses Linking and Learning. Kemudian bersama Ani Himawati, catatan konsep acara disusun dengan mengedepankan semangat perayaan dan keberagaman. Melalui ini, kawan-kawan lintas organisasi diajak untuk membangun semangat mengikuti acara ini dengan berbagai pesan dan kilas balik berbagai kegiatan tahun-tahun sebelumnya melalui “Surat Cinta” yang disiapkan oleh Ani Himawati.
Surat Cinta ini sekaligus menjadi undangan hangat dan personal yang disiapkan oleh Ani bagi kawan-kawan di jaringan Indonesia Inklusi. Surat ini juga menjadi bagian penting bagi perayaan ini karena melalui surat ini, Ani secara tidak langsung telah menunjukkan bahwa perayaan ini akan menjadi momentum untuk menguatkan keterhubungan sekaligus menjalin keterhubungan baru dengan berbagai organisasi yang baru bergabung. Selain surat ini, Ani juga menyiapkan panduan teknis penggunaan platform.
Namun proses persiapan hingga pelaksanaan ini juga mengalami berbagai tantangan. Salah satu tantangan yang telah dipahami dari awal adalah tentang bagaimana memberikan akses se-inklusif mungkin bagi semua partisipan. Untuk menjawab tantangan ini, Juru Bahasa Isyarat dan penulis penerjemah bahasa Indonesia-Inggris dihadirkan dalam ruang perayaan ini. Gladi bersih juga dilaksanakan beberapa kali untuk memperjelas alur pelaksanaan acara sekaligus meminimalisir resiko-resiko yang mungkin terjadi di saat pelaksanaan. Meskipun begitu, beberapa permasalahan teknis tetap terjadi di saat pelaksanaan. Tentunya itu semua menjadi bagian dari proses belajar bersama ke depannya.
Terhubung Secara Virtual dan Fisik
Selain mempersiapkan konsep acara, EngageMedia juga menghubungi beberapa organisasi yang memiliki karya dan produk yang dapat dikenalkan ke organisasi-organisasi lain. Selain itu, karya dan produk ini juga menjadi bagian penting untuk meningkatkan keterhubungan secara fisik meskipun menggunakan platform virtual. Untuk mewujudkan itu, sebuah paket dikirimkan ke seluruh kawan-kawan yang telah mendaftar.
Paket tersebut dikirimkan dengan semangat persahabatan para Perempuan Buruh Gendong Pasar Beringharjo (SAYUK RUKUN) dan perkumpulan Perempuan Difabel (PERDIFA). Di dalam paket ini terdapat Teh Kelor dan Kerupuk Kangkung, Rempeyek Kangkung, dan Jistik Kangkung dari kawan-kawan PERDIFA. Serta ada juga wedhang uwuh serta cangkirnya dari perkumpulan Sayuk Rukun. Paket ini dikemas dengan kotak bambu (besek) dan disertai keterangan serta tata cara untuk menikmati. Paket inilah yang menjadi penghubung kawan-kawan peserta secara nyata ketika mengikuti perayaan. Berbagai isi paket ini menemani peserta selama acara berlangsung. Bahkan ada satu momen di mana para peserta diundang untuk bersulang wedhang uwuh bersama.
Selain paket-paket ini, terdapat juga sebuah penampilan dari komunitas KAHE.Untuk mempersiapkan penampilan ini, KAHE berkoordinasi dengan EngageMedia dan Ani Himawati untuk mengatur sisi teknis. Dari segi isi penampilan, semua menjadi hak KAHE untuk menyusunnya. Momen ini menjadi momen pertama KAHE untuk dapat menampilkan sebuah pertunjukkan secara daring menggunakan platform virtual meeting.
Selain paket dan penampilan dari KAHE, terdapat juga 2 video yang dibuat bersama-sama dengan kawan-kawan lintas organisasi. Video pertama adalah tentang kawan-kawan di jaringan Indonesia Inklusi tentang pengalaman serta harapan terhadap proses Linking and Learning ke depannya. Video berikutnya adalah video ringkasan berbagai proses belajar daring yang telah dilaksanakan kawan-kawan.
Terakhir, tanpa ada rencana sebelumnya, sebuah video dari kawan-kawan CIS Timor diputar. Video ini merupakan ucapan selamat atas proses Linking and Learning sekaligus merayakan jaringan Indonesia Inklusi.
Melihat Ke Belakang, Saat ini, dan Seterusnya
Proses Linking and Learning dari jaringan Indonesia Inklusi akan tetap berlanjut. Itu adalah salah satu hal yang menjadi refleksi kawan-kawan ketika mengikuti perayaan lalu. Selama ini, proses belajar dan saling terhubung ini telah memfasilitasi tiap organisasi untuk dapat berkolaborasi dan saling mendukung perjuangan lintas isu dan lintas organisasi. Berbagai inisiasi dilakukan untuk menjawab kegelisahan lintas isu dalam jaringan.
Situasi pandemi COVID-19 saat ini memberikan sebuah momen jeda bagi kawan-kawan lintas organisasi untuk menyusun dan menata rencana kolaborasi jaringan di masa depan. Beberapa inisiasi kolaborasi sudah mulai dapat dilihat seperti misalnya penjajakan kawan-kawan Article 33 dengan kawan-kawan Perhimpunan Jiwa Sehat dan organisasi lain dengan fokus pada isu disabilitas. Lalu eksplorasi yang dilakukan oleh ERAT Indonesia tentang dukungan dari organisasi dalam jaringan untuk menguatkan kampanye mereka bersama dengan kelompok lansia. Selain itu, perayaan yang lalu juga melahirkan semangat kolaborasi lain dalam jaringan Indonesia Inklusi. Contohnya, organisasi-organisasi dalam jaringan mulai bergerak bersama untuk memahami isu proses komunikasi khususnya komunikasi digital yang lebih aman. Kawan-kawan menaruh perhatian lebih pada isu keamanan digital ini mengingat situasi yang mengharuskan mereka untuk semakin berubah menjadi digital. Selain itu, ada isu gender dan interseksionalitas yang juga semakin banyak dipelajari oleh kawan-kawan demi menciptakan ruang-ruang inklusif demi pemenuhan hak-hak semua kelompok masyarakat. Terakhir, isu terkait RKUHP yang berpotensi berdampak sangat besar bagi kelompok-kelompok marjinal. Semangat untuk bersama-sama melakukan pengawasan serta analisa pada RKUHP dan potensinya bagi tiap organisasi masing-masing semakin dan terus dikibarkan.
Lalu setelah ini apa? Sebuah pertanyaan yang hanya bisa dijawab dengan tindakan, yaitu tetap berjalan dan berjuang bersama. Perayaan 3 tahun Linking and Learning ini juga menjadi awal dari banyak momen baru bagi jaringan Indonesia Inklusi. Salah satunya adalah berpindahnya posisi fasilitator dari EngageMedia kepada Perkumpulan Pamflet Generasi. Dengan tetap menjadi ruang yang aman, nyaman, dan hangat bagi organisasi-organisasi, jaringan Indonesia Inklusi akan tetap ada. Bersama-sama berkontribusi membangun ruang-ruang solidaritas bagi berbagai perjuangan yang dilakukan. Saling terhubung dan saling belajar demi masyarakat yang lebih inklusif.