Apa saja yang sudah dipelajari?
Adakah irisan dari kerja kita masing-masing?
Fandi: Dari Walhi Jatim bisa saja ada isu yang sedang dikerjakan dan isu yang sedang diperdalam bisa menjadi kerja kolaborasi dengan kelompok lain. Misal isu gender, kekerasan, dan lain-lain. Ada mata rantai yang harus dihubungkan antara isu-isu yang ada untuk mencari kaitannya, sehingga diperlukan berkolaborasi dengan organisasi lain untuk mengembangkan kapasitas kerja bersama.
Bagaimana perubahan ekologi membawa pengaruh besar untuk manusia? Ada kerjasama dengan Gerkatin, untuk mengetahui apa kebutuhan disabilitas. Ada kerjasama dengan PPSW untuk mengetahui tentang gender dan perempuan. Untuk kolaborasi tentang pembelajaran gender akan bekerjasama dengan Savy Amira. Untuk keperluan pembelajaran teknologi/media di kampung perlu kerjasama dengan EngageMedia.
Lydia: Apa yang sudah dipelajari adalah pengembangan dalam pembelajaran media, sensitivitas isu untuk memberikan penanganan yang tepat, pendokumentasian dokumen yang lebih rapi dan mudah diakses, publikasi juga diperlukan untuk share pengetahuan, menjalin komunikasi misal dengan orang tuli, buruh pekerja, dll. Untuk PPH UAJ, irisan isu tentang HIV/AIDS merupakan isu kesehatan, yang juga terhubung dengan isu kesehatan lainnya, misal seperti kusta. Dan ada keinginan untuk mempertahankan kesetaraan kesehatan. Kolaborasi dengan EngageMedia untuk pendokumentasian dan pembuatan modal advokasi. Dengan disabilitas, ada kolaborasi dengan Gerkatin dan Yapesdi. Kemudian follow up untuk isu kesehatan dengan Permata.
Sariroh: Ada kebutuhan untuk belajar dokumentasi dari EngageMedia. YASANTI ingin bekerjasama dengan IRE untuk BUM Desa, untuk pertukaran pengetahuan tentang disabilitasi akan kerjasama dengan Yapesdi dan Gerkatin.
Naswirda: Pembelajaran mengenai inklusi sosial. PPSW Jakarta ingin membuat video yang menceritakan profil lansia. Untuk irisan kegiatan, metode yang dipilih adalah kampanye publik untuk mendorong masyarakat mendukung lansia, menghapus stigma terhadap lansia karena lansia masih bisa produktif.
Daya: Belajar tentang gender dan disabilitas melaui Savy Amira dan YAPESDI. Belajar open space, pendokumentasian dengan media dipelajari dari EngageMedia. Pengorganisasian pemuda di perbatasan dipelajari dari CIS Timor. Untuk pelatihan yang akan dilakukan dalam waktu dekat, CIPG memerlukan kerjasama dengan Pamflet dan EngageMedia.
Dewi: YAPESDI belajar lebih banyak tentang teknologi dan media, gender, lansia, buruh, pekerja, dll. Irisan isu ditemukan dengan dengan PPSW Pasoendan, dan CIPG untuk riset terutama riset tentang disabilitas yang masih minim, PPH UAJ bisa bertukar pengalaman dan informasi dalam pendampingan pembuatan modul, LPKP, Pamflet.
Eric: Saya belajar dengan EngageMedia tentang teknologi dan coaching. Kemudian tentang kekerasan karena gender dari Savy Amira. Rumah Cemara menemukan irisan isu dengan PPH UAJ, Yayasan Rumah Kita, Gerkatin untuk belajar pengorganisasian di daerah-daerah, dan pengamanan data dari EngageMedia.
Sugeng Yuli: IRE kerja dengan Voice dalam skema konsorsium. Ada wacana baru dalam isu disabilitas dan Keragaman dan hak seksual dan reproduksi (Gerkatin dan Suara Kita), banyak belajar soal media, keahlian, dan strategi, dan belajar tentang strategi advokasi yang bergerak dalam isu lingkungan (WALHI Jatim). Dari PPH UAJ dan Permata (untuk isu kesehatan), Savy Amira (gender), Yapesdi (disabilitas), dan EngageMedia membantu dalam pengemasan produk pengetahuan dan kontekstual dengan zamannya melalui media.
Yulius: CIS Timor belajar mengenai gender dari Savy Amira, ekologi dan advokasi dari Walhi Jatim, BUM Desa dari IRE, pendokumentasian melalui gambar atau video melalui EngageMedia. Dengan IRE untuk BUM Desa, CIPG untuk riset di Timor Barat.
Siti Rhodiah: Kami belajar self-healing dari Herlina, belajar jurnalistik untuk menyusun kata-kata untuk kepentingan bahasa isyarat. Belajar juga dari CIS Timor mengenai akses informasi dan pengetahuan untuk teman-teman tuli di Timor.
Akbar: Mendapat hal baru dari WALHI untuk advokasi ekologi, CIS Timor, PPSW, LPKP untuk pengorganisasian anak muda, kemudian belajar mengenai BUM Desa dari IRE. Pamflet ingin memperluas akses untuk anak muda, agar anak muda mampu meningkatkan kapasitas diri. Kami bisa bekerja dengan siapapun di sini karena anak muda harus menemukenali seluruh isu di sini.
Siti Mazdafiah: Kami belajar membuat bio yang menarik (dari Pamflet), coaching dari Widy (EngageMedia), dan bagi Savy Amira, penting memperoleh pengetahuan dari organisasi-organisasi yang mengikuti Camp L&L.
Ermawati: PerMaTa belajar menggunakan media dan membuat website. Irisan dengan organisasi lain adalah minat kami menguatkan ekonomi (PPSW Jakarta) dengan mempelajari bagaimana mengelola koperasi, khususnya untuk orang-orang dengan kusta.