Hidup di Tengah Reruntuhan

Dalam Mushroom At the End of the World, antropolog Anna Tsing (2015) bercerita mengenai konsep reruntuhan kapitalis dari satu pintu masuk: jamur matsutake. Berbeda dengan tumbuhan pada umumnya yang membutuhkan ekosistem sehat untuk tumbuh subur, jamur matsutake dapat berstrategi tumbuh dan berlipat ganda jauh lebih baik di tempat-tempat yang tidak lagi ideal. Ia tumbuh di hutan yang ekosistemnya terganggu oleh penebangan, kebakaran, kualitas tanah yang rusak, hingga berbagai degradasi kualitas ekosistem lainnya yang telah dikacaukan akibat aktivitas manusia. 

Kehidupan jamur matsutake seolah menjadi metafora yang sempurna untuk hidup kita belakangan. Setiap harinya, kita dihadapkan pada ‘keruntuhan’ baru. Surutnya demokrasi di Indonesia dan berbagai penjuru dunia, genosida yang masih berlangsung di Palestina, kasus-kasus korupsi yang tak masuk akal, disahkannya berbagai UU yang jelas mengancam gerak warga sipil, hingga ancaman krisis iklim yang nyata di depan mata. Belum sempat memproses satu kemalangan, kita kembali dihadapkan pada bencana lainnya.

Tapi, hidup terus berjalan, peristiwa sejarah besar akan terus hadir, dan reruntuhan ini akan makin besar. “Akan kuhadapi dunia, tapi nangis dulu”, kata sebuah meme yang beredar di internet. Setelah kamu ambil jeda untuk berduka, mungkin ini saatnya mencari cara untuk menghadapi dunia. 

Melalui proses penulisan buletin ini, kami dibawa kembali percaya bahwa hidup dan bertumbuh di tengah reruntuhan tidaklah mustahil. Dari tulisan dan karya 17 orang muda ini, kami belajar mengenai perjuangan dan perlawanan terhadap sistem yang tidak adil. Untuk itu, kami berterima kasih kepada seluruh kontributor dan tim yang terlibat pada pembuatan buletin Hidup di Tengah Reruntuhan. Proses pembuatan buletin ini juga membawa kami pada perjalanan panjang: kedukaan, kelelahan, tetapi juga kepercayaan pada kawan dan harapan. Kami berharap, buletin ini juga dapat menjadi kawanmu dalam menavigasi hidup ditengah-tengah reruntuhan dari peristiwa sejarah besar di dunia saat ini. 

Selamat membaca dan merefleksikan hidup di tengah reruntuhan!