This is post 1 of 1 in the series “climate change” Beberapa minggu ke belakang, berita-berita bencana rasanya memenuhi berita dan linimasa media sosial. Kebakaran
Feminisme, satu kata yang sulit kita terjemahkan ke dalam pengertian umum. Layaknya sebuah gerakan, feminisme menjadi salah satu pionir semangat berkeadilan tanpa penindasan, diskriminasi dan
Semasa sekolah dulu, banyak pelajar Indonesia yang sering membolos sekolah. Tindakan tersebut dilakukan dengan berbagai alasan, seperti jenuh dengan pelajaran, malas bertemu guru galak, sekedar
“We are done hiding. We are done being full of fear. This is the beginning of the end. From here, we fight.” Demikian ungkapan protes
“This is not a political movement. It is the demand of all student and common people. We want a safe road, right judgment & a
Arab Spring: Media Sosial dan Demokratisasi Arab Latar Belakang Menjelang akhir tahun 2010, Timur Tengah bergejolak. Beberapa pemerintah negara menghadapi serangkaian demontrasi yang diorganisir
Latar Belakang Sebagai daerah bekas jajahan Inggris, Hong Kong menjadi Daerah Administratif Khusus yang memiliki sistem pemerintahan yang berbeda dari China. Meski telah dikembalikan oleh
Sin Casa, Sin Curro, Sin Pension, Sin Meido (without home, without job, without pension, without fear)