Indonesia punya sejarah panjang yang penuh cerita seru, inspiratif, sekaligus bikin geleng-geleng kepala. Dan selain pahlawan-pahlawan nasional yang lebih mainstream seperti Bung Karno dan Bung Hatta, ada segudang pahlawan ‘alternatif’ yang juga bisa kita banggakan.
Para pendiri bangsa yang kami pilih adalah pemikir terkemuka yang pantas mendapat perhatian lebih dalam sejarah Indonesia, dan cakep dijadikan teladan saat ini. Apalagi mengingat kebanyakan pemimpin kita sekarang ini berimajinasi sempit, sibuk nongkrong dengan gerakan yang diskriminatif, atau sibuk curhat di media sosial.
Jadi, siapa saja yang jadi pilihan Pamflet?
1. S.K Trimurti
Pilihan Maulida Raviola, koordinator umum Pamflet
“Salah satu pahlawan favorit gue adalah Surastri Karma Trimurti. Sebelum kemerdekaan, dia sering menyebarkan pamflet yang berisi pemikiran anti-kolonialisme yang membuat dia dipenjara Belanda. Walaupun ditangkap dan disiksa, dia tidak pernah berhenti menulis di banyak media.
Setelah kemerdekaan, dia jadi Menteri Tenaga Kerja pertama di Indonesia, tapi tetap aktif juga di partai buruh dan bahkan mendirikan Gerwis (cikal bakal Gerwani). Karena propaganda Orde Baru, organisasi ini dianggap organisasi perempuan-perempuan subversif. Padahal, organisasi ini aktif banget turun ke akar rumput dan memperjuangkan kepentingan rakyat.
2. Tan Malaka
Pilihan Afra, koordinator umum Pamflet periode 2013-2015.
“Tan tidak banyak tampil. Tapi, konsepnya justru paling mendekati ide tentang keadilan sosial dan kesetaraan.”
3. Jenderal Sudirman
Pilihan Amrie, koordinator Youth Movement
“Perjuangan gerilya beliau sangat mengagumkan! Jalur gerilya sepanjang 100 km dengan waktu tempuh selama 7 bulan merupakan perjuangan yang patut diingat sepanjang masa.
Saya sekali melewati jalur gerilya tersebut di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta dan jalurnya sungguh menantang; berbukit, berkelok, dan kadang disertai jalan berbatu. Banyak bagian yang sudah diaspal, tapi saat membayangkan jalan tersebut dilintasi Jenderal Sudirman dan kelompok kecil tentaranya pada masa kemerdekaan, saya sangat terpukau.”
4. A. A. Maramis
Pilihan Justian, alumni Pamflet
“Maramis menjadi aktor yang memainkan banyak peran dalam linimasa perjuangan, mulai dari Piagam Jakarta hingga Pancasila. Bagian favorit saya adalah saat ia ditunjuk menjadi Menteri Luar Negeri PDRI di India.”
5. R.A Kartini
Pilihan Fia, alumni Pamflet
“Kartini merupakan pejuang kemerdekaan perempuan dari kebodohan.”
6. Sutan Syahrir
Pilihan Fahmi, alumni Pamflet
“Bagi Syahrir, kemerdekaan hanyalah pintu untuk mencapai kebebasan manusia Indonesia. Dia melampaui batas Nasionalisme yang tengah menggelora sedemikian rupa.”
7. Dr. Soegiri
Pilihan Raka, Youth Studies
“Dr. Soegiri adalah eyang buyut gue. Selama perang kemerdekaan di akhir tahun 40’an, dia menjadi dokter bagi para gerilyawan dan tentara pejuang Indonesia di daerah Jawa Timur, setelah sebelumnya juga merawat tentara dan warga korban perang bersama rekannya, Dr. Paeis, di RSU Lamongan.
Jelang peristiwa 10 November di Surabaya, dia adalah bagian dari delegasi Indonesia yang berunding untuk mencapai gencatan senjata dengan Brigjen Mallaby, dan dia yang mengidentifikasi dan mengevakuasi mayat Mallaby setelah ia dibunuh.”
8. Rohana Kudus
Pilihan Fanny, Anggota Perkumpulan Pamflet
“Di zaman ketika akses pendidikan bagi perempuan sulit, ia mendirikan surat kabar Sunting Melayu (sekaligus menjadi jurnalisnya perempuan pertama). Tak hanya hidup di era yang sama dengan Kartini, ia pun mengabdikan dirinya bagi pendidikan.”
Bagaimana denganmu? Siapa pahlawan ‘alternatif’ pilihan kamu?