Sebelum langsung terjun membangun gerakan dan membuat banyak atribut, yuk kita kenali dulu, sebenarnya, apa sih gerakan itu?
Gerakan (movement) didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan komitmen bersama, tidak hanya dilakukan dalam waktu yang singkat (atau hanya pada momen tertentu), terjaga, dan berlangsung terus menerus. Sebuah gerakan haruslah organik (tanpa paksaan), karena kesamaan tujuan banyak orang yang tanpa paksaan ini dapat memicu sebuah perubahan, atau bahkan lebih jauh, sebuah revolusi. Hal ini tentu sepatutnya menjadi pemicu bagi kita untuk kritis terhadap setiap bentuk aktivitas yang dilakukan oleh berbagai pihak. Misalnya, sekelompok orang berkumpul dan menyampaikan aspirasinya di jalan dengan segala bentuk atribut dan slogannya, mengaku bahwa mereka adalah bagian dari sebuah gerakan. Apakah kamu menyetujui aspirasi mereka? Mampukah kamu berpikir lebih dalam mengenai dampak baik dan buruk dari aspirasi yang mereka ajukan?
Terdapat satu hal konkret yang membedakan aktivitas orang-orang yang menjadi contoh di atas dengan aktivitas sebuah gerakan: apakah memicu terjadinya perubahan sosial? Jika hanya dilakukan dalam satu hari dan tidak disertai dengan usaha untuk membuat sebuah perubahan sosial, maka hal tersebut bukan sebuah gerakan, melainkan hanya sebuah kampanye. Memang, sebuah kampanye adalah bentuk aktivisme yang merupakan bagian dari sebuah gerakan, tapi gerakan adalah aktivisme dilakukan secara terus menerus, terjaga, dan fokus pada satu tujuan perubahan sosial yang diharapkan.
Mari kita bahas satu contoh lagi: kelompok mahasiswa yang mengajar di daerah pedalaman dalam satu program. Menurutmu, apakah ini merupakan sebuah gerakan? Program tersebut, apapun namanya, bermaksud untuk mengumpulkan anak muda cemerlang untuk mengajar bagi anak-anak yang ada di daerah pedalaman di Indonesia. Kegiatan ini ada setiap tahun dan banyak manfaat yang didapatkan oleh setiap daerah yang didatangi: mahasiswa mengajar di sekolah. Namun, apakah hal tersebut adalah sebuah gerakan? Sayangnya, tidak. Meskipun dilakukan setiap tahun, aktivitas ini hanya akan menutup kekurangan pemerintah dalam menyediakan tenaga pengajar di daerah pedalaman. Meskipun hal ini sudah dilakukan bertahun-tahun, hal ini belum memicu pemerintah untuk menutupi kesalahan tersebut. Belum lagi, terdapat banyak proses seleksi yang harus dijalani orang yang ingin mengikuti kegiatan tersebut. Lantas, apakah sebuah gerakan memerlukan proses seleksi?
Nah, dari penjelasan singkat di atas, sepertinya sudah jelas apa itu gerakan, betul begitu? Sekarang, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa prinsip-prinsip sebuah gerakan yang sesuai dengan hak asasi manusia. Tentu kamu ingin membangun gerakan yang tidak bertentangan dengan rasa kemanusiaan, bukan? Sebuah gerakan selalu memuliakan manusia, menuntut hak manusia yang terlanggar dengan peraturan sewenang- wenang dari pihak yang berkuasa, dan selalu menghargai perbedaan apapun perbedaan tersebut. Nah, jangan sampai kita justru membuat sebuah gerakan yang mengekslusifkan satu golongan saja, tapi juga harus merangkul seluruh pihak dan hasil akhir gerakan akan dirasakan manfaatnya oleh pihak-pihak tersebut. Berikut ini prinsip-prinsip yang wajib dimiliki oleh pihak yang ingin membangun sebuah gerakan. Yuk, kita mulai. Silakan klik START di bawah ini, ya.