Kamu pasti sering bertukar cerita sama teman dekatmu, kan? Entah cerita cinta, patah hati, masalah sekolah, kampus, atau cuma cerita soal makanan yang lagi hits. Lalu, kamu pasti akan mendengar dan merespon cerita temanmu dengan antusias. Nah, kalau tiba-tiba temanmu cerita tentang kekerasan seksual dia alami, bagaimana sikapmu?
Sebelumnya, kamu perlu memahami dulu kekerasan seksual apa itu kekerasan seksual. Menurut Komnas Perempuan kekerasan seksual adalah setiap tindakan baik ucapan maupun perbuatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menguasai atau memanipulasi orang lain serta membuatnya terlibat dalam aktivitas seksual yang tidak dikehendaki. Ada dua aspek penting dari kekerasan seksual, yaitu adanya paksaan atau tidak adanya persetujuan korban dan korban tidak atau belum mampu memberikan persetujuan.
Sudah tahu belum sih, apa saja bentuk kekerasan seksual?
Masih menurut Komnas Perempuan ada 15 bentuk kekerasan seksual, yaitu (1) perkosaan, (2) intimidasi seksual, (3) pelecehan seksual, (4) eksploitasi seksual, (5) perdagangan perempuan untuk tujuan seksual, (6) prostitusi paksa, (7) perbudakan seksual, (8) pemaksaan perkawinan, (9) pemaksaan kehamilan, (10) pemaksaan aborsi, (11) pemaksaan kontrasepsI dan sterilisasi, (12) penyiksaan seksual, (13) penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual, (14) praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi perempuan, dan (15) kontrol seksual.
Jika suatu saat temanmu mengalami tindakan seperti disebutkan di atas, ini adalah cara terbaik tentang bagaimana seharusnya kamu bersikap. Dipahami baik-baik ya.
Empati dan Berpihak
Hal pertama yang harus kamu pahami adalah bahwa tidak ada orang yang berhak menjadi korban kekerasan seksual, termasuk temanmu. Tumbuhkan rasa empati terhadap apa yang dialami oleh temanmu. Posisikan diri kalian sebagai korban tapi sebaiknya tidak terlalu larut. Salurkan perasaan empati dan keberpihakanmu lewat raut wajah atau anggukan. Bila ingin menenangkan temanmu dengan memberi sentuhan atau pelukan, tanyakan dulu padanya. Selain itu berilah tanggapan dengan mengatakan, “apa yang kamu alami tentu berat,” atau “aku berusaha memahami apa yang kamu rasakan saat ini,” dan lainnya.
Dengarkan dan Jaga Ceritanya
Saat temanmubercerita, maka dengarkan ceritanya dengan sungguh-sungguh dan tulus. Sediakanlah waktu terbaik untuk mendengar ceritanya. Biarkan temanmu leluasa bercerita dan mengeluarkan emosinya. Jika di tengah cerita, korban diam maka jangan paksa untuk terus bercerita. Berikan sedikit waktu bagi temanmu agar nyaman dan tenang dalam bercerita.
Keberanian mereka untuk mau terbuka dan bercerita patut dihargai. Jaga kepercayaan mereka dengan menyimpan cerita itu dan tidak menjadikannya bahan obrolan bersama yang lain. Biasakan untuk meminta persetujuan temanmu jika memang diminta untuk memberikan keterangan atau penjelasan di lain waktu. Selalu utamakan privasi temanmu, karena kejadian traumatik yang dialami temanmu bukan untuk disebar ke publik.
Tidak Menghakimi Korban
Buatlah temanmu merasa aman untuk bercerita. Bila temanmu cenderung menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian ini, maka tenangkanlah dia. Katakan jika apa yang terjadi sama sekali bukan salahnya. Jangan pernah menyalahkan temanmu dengan berpikir kalau temanmu menjadi korban karena pakaian yang dia kenakan atau karena dia bepergian sendirian. Ingat, korban kekerasan seksual tidak pantas dihakimi dan disudutkan.
Tunjukkan Dukungan
Temanmu tentu berharap kamu bisa menenangkan atau membantu mereka atas masalah kekerasan seksual yang mereka alami. Yakinkan temanmu, jika mereka tidak sendirian. Berilah bantuan yang dibutuhkan, semisal tempat berlindung yang aman. Tanyakan jika memang perlu bantuan lain misalnya psikolog, dokter, atau ahli hukum.
Bila perlu, damping temanmu untuk pergi ke tenaga psikologis profesional, misalnya Yayasan Pulih. Sementara, jika temanmu ingin melaporkan ke polisi, maka bantulah rujuk ke lembaga bantuan hukum misalnya ke LBH APIK, LBH Jakarta atau LBH Mawar Saron. Bila temanmu juga mengalami masalah kesehatan atau medis, maka bisa diantar ke PKBI Jakarta atau Klinik Angsa Merah.
Referensi:
http://yayasanpulih.org/2017/06/mengenali-kekerasan-seksual/
https://journal.sociolla.com/lifestyle/bantu-korban-pelecehan-seksual/