Perempuan Ingin Hidup Biasa Saja
Berbicara tentang kekerasan terhadap perempuan bagaikan mengamati sebuah estafet tanpa garis finish yang jelas. Kami melihat proses diopernya baton dari satu pejuang ke pejuang lainnya, medan maraton yang sama namun diputari berulang-ulang kali dengan detail pengalaman berbeda, hingga waktu berlari yang cenderung berjangka panjang. Ini senada dengan perkembangan isu perempuan di Indonesia. Meski para pejuang sudah menuai banyak kemajuan, perjuangan masih terus berlanjut dan semakin panjang.
Melalui proses advokasi yang panjang, Kementerian Pendidikan telah mengeluarkan Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang kekerasan seksual di kampus. Namun, upaya ini masih mendapatkan banyak penolakan akibat perbedaan pandangan mengenai konsep persetujuan atau consent dalam hubungan seksual dan kesetaraan gender. Hiruk-pikuk kekerasan terhadap perempuan juga belakangan ini diwarnai berita-berita kasus kekerasan seksual dalam relasi kuasa timpang seperti oleh aparat kepolisian dan dosen sebagai pelaku, layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang sarat stigma, hingga perbincangan terkait mentoring poligami.
Newsletter Pamflet kali ini diperuntukkan kepada 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKtP), yakni sebuah rangkaian hari yang diperingati secara khusus untuk mengangkat isu kekerasan berbasis gender. Di tengah beragam aktivisme yang dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat, Pamflet hendak turut serta memperkaya perjuangan untuk penghormatan atas perempuan dan minoritas gender dengan memaparkan informasi yang relevan dengan sejumlah hari-hari penting dalam 16 HAKtP.
Dengan tajuk ‘16 HAKtP: Kampanye untuk Hidup Biasa Saja’, newsletter ini menekankan bahwa terbebas dari kekerasan merupakan hak mendasar bagi perempuan. Ini senada dengan semangat kampanye 16 HAKtP yang berpuncak pada Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional. Newsletter ini akan membawamu menelusuri sisi-sisi 16 HAKtP lebih jauh melalui sejarah 16 HAKtP yang tidak lepas dari Las Mariposa, hak orang dengan HIV/AIDS, kekerasan seksual, seksisme sehari-hari, hingga perihal kerelawanan.
Harap kami, bisa tersampaikan bahwa sesungguhnya tidak ada yang muluk-muluk dari serangkaian kampanye 16 HAKtP. Perempuan hanya ingin hidup biasa saja!
Selamat membaca dan sampai jumpa di garis finish estafet.