Mau Tahu Tapi Tabu-Tantangan dan Kebutuhan Anak Muda dalam Menyuarakan HKSR

/
/

Deskripsi

Sejak awal manusia dituntut untuk mengenali lingkungannya. Ketika baru lahir misalnya, seorang anak dituntut untuk mengenali ‘mama’ dan ‘papa’. Ia dituntut untuk mengetahui kondisi sekitar dan mengerti sistem yang berjalan, norma yang berlaku, dan hal-hal lain di luar dirinya. Sehingga Ia tak salah mengambil sikap dan langkah, mampu berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki orang di sekitar. Tak heran dalam merespon tuntutan-tuntutan ini, manusia, seringkali luput mengenali dirinya sendiri.


Hal ini jelas merepotkan. Berbicara mengenai seks dan reproduksi secara spesifik, tuntutan untuk tidak mengeksplorasi bagian yang terlarang itu membawa banyak orang muda berada di posisi rentan: menjadi korban perdagangan orang, pernikahan anak, rentan transmisi penyakit seksual, hingga hal-hal lain yang bisa jadi mengancam nyawa.

Tantangan dan risikonya lebih besar berkali-kali lipat bagi perempuan. Di sistem patriarki, perempuan dituntut untuk menjadi yang paling ‘suci’ di antara makhluk lainnya. Tantangan khusus dan berlapis juga orang muda alami. Masyarakat masih menganggap orang muda belum memiliki kekuasaan independen atas dirinya sendiri. Kalau sudah begini, jangankan untuk bersuara, mengetahui hal-hal yang sifatnya pribadi pun rasanya telah melakukan dosa besar.

Penelitian ini hadir untuk melihat tantangan dan hambatan yang orang muda hadapi dalam menyoal dan menyuarakan hak kesehatan seksual dan reproduksi. Dan, berbicara mengenai orang muda, tentunya berbicara dengan segala ragam identitas dan latar belakang. Hal ini penting untuk menjadi bahan refleksi terkait permasalahan inti dari tidak terjangkaunya layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi orang muda.


Terima kasih kepada tim Pamflet dan para peneliti yang telah menyusun penelitian ini sehingga layak dipaparkan ke banyak orang. Terima kasih kepada Rutgers Indonesia, Yayasan Kesehatan Perempuan, Yifos, Sanggar Swara, dan Palang Merah Indonesia atas semangat dan kerjasamanya dalam menjalankan Program Right Here Right Now 2. Tak luput terima kasih saya sampaikan kepada Kementerian Luar Negeri Belanda yang telah mendukung penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini mampu membawa kita kepada kondisi lebih baik, memfasilitasi orang muda untuk mengenal dirinya sehingga mampu mengklaim hak-hak yang telah melekat pada dirinya.


Salam hormat,


Astried Permata
Koordinator Umum Pamflet

Mau-Tahu-Tapi-Tabu-Tantangan-dan-Kebutuhan-Anak-Muda-dalam-Menyuarakan-HKSR.pdf (654 downloads)
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
WhatsApp

Pengetahuan Lain

Skip to content