Ide kartu-kartu bergambar berbagai peristiwa kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang pernah terjadi di Indonesia digagas oleh Bapak Ari Winarko, guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah di SMA Madania Bogor, untuk membuat siswa ‘terpancing’ untuk mencari tahu lebih banyak tentang kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dan memahami pola-pola kekerasan dengan membandingkan kasus per kasus. Terdiri dari ilustrasi di satu sisi kartu dan instruksi dalam bentuk narasi peristiwa dan pertanyaan untuk diskusi, kartu-kartu ini dibuat dengan visualisasi bernuansa ‘cerah’ untuk membahas berbagai peristiwa kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang pernah terjadi di Indonesia, dulu dan sekarang, meski banyak dari kasus-kasus tersebut tetap ‘gelap’ dan misterius penyelesaiannya hingga hari ini.
Seri kartu peristiwa ini terdiri dari dua belas (12) kasus atau tema, mulai dari kasus-kasus ‘lama’ seperti pembantaian warga di Tanjung Priok (1984), pembantaian warga di Talangsari, Lampung (1989), pembunuhan Marsinah (1993), kekerasan seksual kepada perempuan etnis Tionghoa (1998), Tragedi Semanggi 1 (1998), penculikan dan penghilangan paksa aktivis pro-demokrasi (1997-1998), Daerah Operasi Militer Aceh (1989-1998), pembunuhan Munir (2004), penyegelan Gereja Yasmin Bogor (2008-sekarang), pembunuhan Salim Kancil (2015), pembangunan pabrik semen di pegunungan Kendeng (2010-sekarang), dan polemik tentang hukuman mati.