Step Closer: Langkah Dekat Menjaga Sesama

Step Closer-Langkah Dekat Menjaga Sesama Cover

Setidaknya setiap tanggal 10 September,  International Association for Suicide Prevention (IASP) mengajak untuk lebih memahami, mengenal dan mengenang para penyintas suicide, suicide thought and suicide prevention di seluruh dunia. Sebagai salah satu bentuk peringatan terhadap Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, IASP merilis sebuah film berjudul Step Closer.

Secara keseluruhan, film ini berusaha membantu kita membangun empati dan kasih sayang terhadap orang-orang disekeliling kita. Selain itu, ia mengandung metafora yang mengartikan bahwa satu langkah kecil yang kita ambil akan menghubungkan ulang seseorang dengan kehidupan. Film ini berkaca dari pandemi COVID-19 yang membawa dampak lebih dalam terhadap mereka yang rentan, sebab isolasi pandemi meningkatkan angka kasus kecemasan dara rasa terisolasi dari manusia yang lainnya. Dengan aksi “step closer” kita dapat menjaga hubungan dan mendekatkan diri kita kepada mereka yang sangat butuh pendamping ataupun teman cerita. Selain itu, film ini berusaha membingkai permasalah mental yang sudah merenggut nyawa sebanyak 800,000 orang per tahun, yang mana setiap 40 detik ada nyawa yang hilang akibat bunuh diri. Kebanyakan dari kasus ini datangnya dari negara yang memiliki angka masyarakat menengah kebawah yang banyak. 

Faktanya, masih banyak dari kita yang memiliki gangguan kejiwaan yang tidak diketahui. Kita perlu melihat isu mental health seperti fenomena gunung es, artinya kenyataan yang ada di lapangan bisa berbanding terbalik dengan data yang ada dalam pemberitaan media. Pun sama halnya ketika kita mencoba relate dengan topik ini, terkadang justru menjadi sebuah serangan balik ketika kita berusaha meningkatkan kesadaran mengenai isu kesehatan mental malah jatuhnya kita men-triggered para pasien ataupun orang yang memiliki penyakit terkait. Serba salah memang dan harus sangat hati-hati. Namun, alasan tulisan ini masih relevan untuk dimuat di halaman Pamflet.or.id ya karena masih banyak tetangga, keluarga, teman, pacar dan mertua yang masih memandang remeh isu kesehatan mental ini. 

Hotline Yang Menyambung Hidup 

Segala bentuk pencegahan, penyuluhan dan kampanye pencegahan bunuh diri telah dilakukan oleh berbagai aspek dan elemen hampir di seluruh dunia. Seperti halnya serial Netflix, 13 Reasons Why di setiap akhir episode akan memberikan rujukan website bagi para penontonnya untuk mendapatkan bantuan terkait bantuan pendampingan dan pertolongan terkait kesehatan mental. Kami bisa cek di:  13 Reasons Why : Talk to someone. Pada website ini juga ditampilkan video dari para pemain yang mengkampanyekan ajakan untuk tetap berani mencari bantuan terkait dengan masalah kejiwaan, pelecehan seksual dan masih banyak lagi.  Beberapa gerakan seperti ini dapat kita jumpai dalam berbagai platform di sosial media, bahkan hotline rujukan untuk menangani kasus ini sendiri sudah banyak di beberapa negara seperti Amerika, Korea, Kanada dan masih banyak lagi. 

Pada tahun 2010, Indonesia telah memiliki layanan telepon pusat dalam upaya pencegahan bunuh diri yang disediakan oleh Into The Light Indonesia Suicide Prevention Community for Advocacy, Research, and Education sebuah organisasi orang muda yang peduli dengan isu kesehatan jiwa Hotline Bunuh Diri di Indonesia. Sayangnya, pada 2014 hotline ini ditiadakan dengan alasan rendahnya jumlah penelepon yang membutuhkan bantuan. Dalam website mereka sendiri menyarankan untuk menghubungi rumah sakit jiwa dan puskesmas terdekat terkait layanan pencegahan bunuh diri. 

Dari Step Closer, kita dapat mengambil hikmah bahwa masih banyak teman, saudara, keluarga, ayah maupun ibu di sekeliling kita yang memerlukan bantuan kita. Isu kesehatan mental akan terus relevan untuk dibicarakan karena kehadirannya akan selalu ada di sekitar kita. Being sensitive and vulnerable is normal and it is part of becoming more human. Sehingga mungkin kita ataupun kamu  bisa memulai untuk menjadi tempat aman bagi siapapun itu yang membutuhkan pertolongan. Ada tidaknya hotline suicide prevention di Indonesia bukan menjadi suatu halangan untuk tetap memulai hal baik dan menciptakan lingkungan yang sehat bagi semua orang. 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lain

Skip to content