Buletin Edisi #5 – Re(i)novasi Memori

/
/

Deskripsi

Setelah tujuh puluh tahun kemerdekaan Indonesia, lima puluh tahun peristiwa 1965, dan tujuh belas tahun Reformasi, masih banyak jejak-jejak muram dari masa lalu yang belum kita selesaikan. Masih banyak sejarah palsu yang harus diluruskan, nama baik yang perlu dipulihkan, dan kebenaran yang mesti diungkap.

Ini yang jadi pekerjaan rumah – bukan saja untuk generasi lama aktivis dan pegiat yang sudah ngos-ngosan memperjuangkan keadilan, tapi juga untuk anak muda yang hidup dengan peluang-peluang baru. Peluang untuk mengakses narasi informasi alternatif, mengangkat persoalan ini dengan cara mereka sendiri, dan memaknai narasi sejarah yang selama ini dianggap saklek dari sudut pandang yang berbeda.

Newsletter kali ini ingin bicara soal kemungkinan-kemungkinan itu. Kami mengobrol dengan ketiga pemenang kompetisi Re(i) novasi Memori tentang karya dan harapan mereka, sekaligus melacak kembali usaha gerakan penyintas pelanggaran HAM masa lalu – termasuk kenapa usaha itu masih perlu, walau mungkin rupa dan caranya sudah berubah.

Omong-omong, untuk edisi ini, kami mencoba sebisa mungkin menghindari menggunakan kata ‘korban’ untuk menggambarkan para pejuang ini – kecuali bila orang yang dimaksud memang meninggal dunia dalam insiden tersebut. Kami lebih menyukai kata penyintas atau survivor. Karena mereka bukan figur kasihan yang lemah, melainkan manusia yang utuh, berdaya, dan luar biasa.

 

Selamat membaca. May the force be with you!

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
WhatsApp

Pengetahuan Lain

Skip to content