Diolah dari ilustrasi sparklestroke/Canva
Ditulis oleh: Vanny
Seorang puan duduk termenung di kursi belajarnya. Ia baru saja menyelesaikan pertemuan online yang tak kunjung selesai. Banyak kritik dan tak ada apresiasi keluar dari setiap senior yang telah membaca naskah puan. Tidak ada yang bisa dilakukan lagi, puan hanya bisa menangis dan menangis. Serasa segala upaya telah dikeluarkan lewat setiap dialog yang benar-benar ia pikirkan tidak sebanding dengan ekspektasi para seniornya. Seruan dan perintah untuk berupaya lebih keras sudah berkali-kali puan dengar. Puisi di tisunya menjadi kesedihan yang abadi:
Aku seorang yang bodoh mengharap pembelajaran
Anda seorang yang mahir berharap kesempurnaan
Tak bisakah ajari aku dengan perlahan
Aku tidak membutuhkan cerita kerja kerasmu
Aku hanya butuh ajaranmu
Memang benar, zamanmu segalanya tak pasti
Tapi tolong untuk kali ini jangan bandingkan dengan zamanku
Jangan mencela orang-orang di dalamnya
Aku sudah berusaha keras
Seluruh imajinasi menjadi buram
Hargai aku, hargai karyaku, hargai kerja kerasku
Tentang penulis
Vanny adalah seorang puan yang berusaha mencari makna hidup. Setiap pelajaran dalam hidup akan ia abadikan dalam diarynya.