Di Pamflet, kami sering memikirkan tentang cara menyampaikan pesan yang terasa begitu dekat kepada para teman-teman pengikut kami di berbagai kanal. Beberapa kali, kami berlabuh di ide untuk menggunakan topik makanan sebagai jalan masuk pembahasan masalah-masalah sosial politik yang besar dan luas. Benar saja, panganan yang tersaji di piring kita ternyata bisa membawa kita ke cerita dan fakta yang begitu jauh.
Cerita mengenai pangan bisa membawa kita ke berbagai topik pembahasan lain seperti keseimbangan nutrisi, isu kesehatan fisik dan mental, ketimpangan kelas, budaya, agama, kolonialisme, hingga soal gerakan sosial. Banyak momentum gerakan sosial di dunia yang tujuan munculnya adalah untuk mengeklaim akses terhadap kebutuhan dasar untuk makan dan minum. Bisa juga, masalah ketimpangan akses makanan dan minuman ini yang menjadi penghalang masyarakat untuk bisa membangun kesatuan gerakan karena prioritas utama adalah untuk bertahan hidup. Di suatu sesi presentasi yang saya hadiri, aktivis nirkekerasan dan pemikir revolusioner Srdja Popovic menyebutnya bread and butter issues.
Begitu menarik apabila kita bisa membuat seri pembahasan mengenai makanan dengan berbagai isu-isu yang relevan bagi kehidupan kita sebagai orang muda. Tulisan-tulisan di dalam buletin ini mencoba membawa kita ke cara pikir para penulis mengenai pangan dan kehidupan mereka masing-masing. Semoga setelah membacanya, kamu juga mendapatkan ide mengenai bagaimana kamu ingin memaknai dan membahas pangan yang tersaji di depanmu sehari-hari, ya.
Selamat membaca!
Dalam-Piring-Kita-Edisi-Juli-2023.pdf (704 downloads)
